Success Story | Benny Mustafa, S.Ag
PD*2 Wootekh Indonesia
PD*2 Wootekh Indonesia
Janganlah selalu melihat "hasil akhir" dahulu dalam bekerja/berbisnis, tapi "nikmatilah prosesnya" serta ber-'Azzam lah kepada Allah SWT dengan metode "Allah-Ikhtiar-Allah", bila ini diterapkan Insya Allah menjadikan kita insan yang "bersyukur..."
(Benny Mustafa, S.Ag, Presdir*2 Wootekh)
Pembawaanya yang santai, secara lancar menjewantahkan konsep yang berbeda dalam bisnis Multilevel Marketing. Benny Mustafa, S.Ag, bapak empat anak ini menjadi Top Leader di bisnis Wootekh. Bisnis Wootekh yang berdiri sejak tahun 2013, menjadi pilihan hidupnya pada tahun 2005. Singkat cerita, Benny yang juga lulusan Sarjana Agama di Universitas Islam Negeri tak pernah membayangkan sebelumnya bisa mengikuti bisnis Wootekh ini.
"Orang menganggap bahwa lulusan pesantren seperti saya, paling-paling gak jauh dari jadi guru ngaji, padahal asumsi itu salah dan saya telah membuktikan hal itu" tuturnya santai sambil tertawa.
Era tahun 2005, Benny mulai tertarik untuk menjalani bisnis. Bukan hanyua Produk Wootekh yang kaya akan khasiat serta harganya pun terjangkau, tetapi system marketing plannya yang luar biasa, menjadikan Benny yang sebelumnya Account Manager di salah satu perusahaan advertising juga dosen di salah satu perguruan tinggi, akhirnya pindah dan memutuskan untuk serius di bisnis Wootekh bersama istri tercinta Sri Mulyawati, Amd.
"Prinsip saya dalam usaha harus ada saling mendukung karena ridho istri suksesnya suami dan ridho suami suksesnya istri" tandasnya.
Niat dan tekad itulah kini membuat Benny mampu mencapai presdir*2 Woo tekh. Bisnis Wootekh dianggapnya berbeda, karena Wootekh tak memakai sistem tutup point di awal dan back to zero, bahkan memiliki sistem akumulasi terhadap member-memberny. Wootekh memberi bonus hingga 50% dan fleksibel dalam konsep promosi. Bukan hanya itu, Wootekh juga menerapkan win system sebagai konsep payung inovasi.
Dengan bermain inovasi-inovasi, Benny mulai memunculkan konsep baru, gaya klasik yang masih diemban oleh berbagai MLM dan leadernya sudah jauh ditinggalkan. Tahun 2011 Benny mulai belajar tentang konsep entrepreneurship dengan guru-gurunya yaitu pengusaha-pengusaha ternama Bob Sadino, Purdi Chandra, Valentino Dinsi, dll.
Dalam kesehariannya Benny juga sempat mengisi trainer di beberapa Universitas tentang study entreprenurship. Kemampuan verbal dan cara bergaulnya yang akrab, membuat para downlinenya tidak merasa segan. Tak heran, berkat sikap friendlynya itu, Benny mampu mencapai 10.000 downline lebih yang berasal dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, dosen, dokter, bidan, pengusaha, militer bahkan sampai ibu rumah tangga.
"...Kita harus melihat karakter downline-downline kita, karena setiap downline memiliki potensi yang berbeda-beda, gaya klasik edifikasi turun temurun yang kaku sudah tidak relevan lagi di era yang telah berubah ini, untuk itu kita sebagai leader harus mampu membangkitkan power, kreativitas, inovasi para downline kita secara ikhlas mengayomi dan membimbing mereka. Jangan lihat satu sisinya saja tetapi lihat kelebihan dan kekurangannya.." ujarnya.
Maka, Benny melihat bahwa kekritisan dan kemajuan masyarakat harus dibarengi dengan konsep baru. Menelisik jauh, Benny membuat sebuah peluang. Dia menganggap konsep lama sudah tidfak relevan lagi digunakan untuk masyarakat yang majemuk dan kaya akan potensi. Masyarakat tideak menyukai hal yang bersifat kaku. Untuk itu, konsep entrepreneurship menjadi jawaban atas perjalanan karirnya di bisnis Wootekh. Walaupun, beberapan leader lain tak banyak yang menggunakan konsep ini, Benny berfikir bahwa keberhasilan seorang leader dilihat dari seberapa berani leader berinovasi demi kemajuan downline-downlinenya.
"Kalau kita ingin berbisnis ini, jangan kaku terhadap sistem. Cobalah berinovasi dengan pasar yang sudah berubah." ujarnya tegas.
Salam Sukses Luar Biasa Wahai Para Pengusaha Muda Wootekh...!!
0 Komentar untuk "Wootekh Success Story | Benny Mustafa, S.Ag, Saatnya Berani Mendobrak Kekakuan Dalam Dunia MLM"